Dampak Negatif Internet terhadap Kesehatan Mental Remaja Tantangan Masa Kini

Harmful icliniq teenager addiction

Advertisement

Di era digital, internet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan, khususnya bagi remaja. Namun, di balik kemudahan akses dan berbagai manfaatnya, internet juga menyimpan potensi bahaya yang dapat mengancam kesehatan mental remaja. Dari kecanduan yang merajalela hingga depresi yang mengintai, dampak negatif internet terhadap kesehatan mental remaja menjadi isu serius yang perlu mendapat perhatian.

Perilaku berisiko di dunia maya, seperti cyberbullying, konten seksual, dan konten negatif lainnya, dapat memicu kecemasan, gangguan tidur, dan isolasi sosial pada remaja. Tekanan sosial dan budaya yang tercipta di dunia maya juga turut memperburuk kondisi ini. Maka, penting bagi kita untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi dampak negatif internet, serta bagaimana mencegah dan mengatasi masalah ini agar kesehatan mental remaja tetap terjaga.

Dampak Negatif Internet terhadap Kesehatan Mental Remaja

Dampak negatif internet terhadap kesehatan mental remaja

Di era digital ini, internet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan remaja. Namun, di balik kemudahan akses informasi dan hiburan, internet juga menyimpan potensi dampak negatif terhadap kesehatan mental mereka. Penggunaan internet yang berlebihan dan tidak sehat dapat memicu berbagai masalah, seperti kecanduan, gangguan tidur, dan depresi.

Dampak Negatif Internet terhadap Kesehatan Mental Remaja

Dampak negatif internet terhadap kesehatan mental remaja dapat dibedakan menjadi beberapa aspek, yaitu:

  • Kecanduan Internet: Remaja yang kecanduan internet cenderung menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar, mengabaikan tanggung jawab, dan mengisolasi diri dari lingkungan sosial. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan prestasi akademik, masalah dalam hubungan interpersonal, dan bahkan gangguan fisik.
  • Gangguan Tidur: Cahaya biru dari layar perangkat elektronik dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur-bangun. Kebiasaan begadang untuk mengakses internet dapat menyebabkan gangguan tidur, kelelahan, dan penurunan konsentrasi.
  • Depresi: Penggunaan internet yang berlebihan dapat memicu perasaan kesepian, rendah diri, dan iri hati terhadap kehidupan orang lain yang ditampilkan di media sosial. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan pada remaja.

Perbandingan Dampak Positif dan Negatif Internet

Berikut tabel perbandingan dampak positif dan negatif internet terhadap kesehatan mental remaja:

Dampak Positif Negatif
Akses Informasi Memudahkan akses informasi dan pengetahuan Informasi yang tidak akurat dan menyesatkan
Sosialisasi Memfasilitasi komunikasi dan interaksi sosial Isolasi sosial dan ketergantungan pada dunia maya
Hiburan Menyediakan hiburan dan relaksasi Kecanduan game dan konten negatif
Pendidikan Mempermudah proses belajar dan pembelajaran Distraksi dan penurunan konsentrasi

Contoh Kasus Nyata Dampak Negatif Internet

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa remaja yang menghabiskan lebih dari 3 jam sehari di depan layar memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi dan kecemasan. Contohnya, seorang remaja perempuan berusia 16 tahun bernama Sarah mengalami depresi dan gangguan tidur setelah kecanduan bermain game online. Dia menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer, mengabaikan sekolah dan hubungan sosialnya. Sarah merasa terisolasi dan putus asa, sehingga membutuhkan bantuan profesional untuk mengatasi kecanduannya.

Internet dan Kecemasan

Internet dapat memicu kecemasan pada remaja melalui beberapa cara:

  • Perbandingan Sosial: Media sosial seringkali menampilkan gambaran ideal tentang kehidupan orang lain, sehingga memicu perasaan tidak aman dan rendah diri pada remaja. Mereka merasa tertekan untuk mencapai standar yang tidak realistis, yang dapat memicu kecemasan.
  • Cyberbullying: Remaja yang menjadi korban cyberbullying dapat mengalami kecemasan, depresi, dan gangguan tidur. Mereka merasa terintimidasi dan takut untuk berinteraksi di dunia maya.
  • FOMO (Fear of Missing Out): Ketakutan untuk ketinggalan informasi atau pengalaman yang dialami orang lain di media sosial dapat menyebabkan kecemasan dan tekanan pada remaja.

Strategi Mengatasi Dampak Negatif Internet

Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif internet terhadap kesehatan mental remaja:

  • Batas Waktu Penggunaan Internet: Tetapkan batas waktu penggunaan internet yang sehat dan konsisten, serta hindari penggunaan internet sebelum tidur.
  • Hindari Penggunaan Internet di Tempat Tidur: Gunakan perangkat elektronik di ruang terpisah dan matikan notifikasi sebelum tidur.
  • Berinteraksi dengan Dunia Nyata: Luangkan waktu untuk berinteraksi dengan orang-orang di dunia nyata, seperti keluarga, teman, dan komunitas.
  • Mencari Bantuan Profesional: Jika mengalami masalah kesehatan mental yang terkait dengan penggunaan internet, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dari terapis atau psikolog.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dampak Negatif Internet

Dampak negatif internet terhadap kesehatan mental remaja

Dampak negatif internet terhadap kesehatan mental remaja bukan hanya terjadi begitu saja. Ada berbagai faktor yang berperan, baik dari dalam diri remaja maupun dari lingkungan sekitarnya. Memahami faktor-faktor ini penting untuk menemukan solusi yang tepat dan membantu remaja dalam memanfaatkan internet secara sehat.

Konten Negatif dan Kurangnya Kontrol

Konten negatif di internet, seperti berita bohong, ujaran kebencian, dan konten eksplisit, dapat memengaruhi kesehatan mental remaja. Paparan konten negatif dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Selain itu, kurangnya kontrol orang tua dalam penggunaan internet juga dapat memperburuk dampak negatif. Remaja yang tidak diawasi dengan baik cenderung lebih mudah terpapar konten negatif dan menghabiskan waktu berlebihan di dunia maya, mengabaikan kehidupan nyata.

  • Berita Bohong dan Ujaran Kebencian: Paparan berita bohong dan ujaran kebencian dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan rasa tidak aman. Remaja mungkin merasa tertekan karena informasi yang tidak benar dan serangan verbal di dunia maya.
  • Konten Eksplisit: Paparan konten eksplisit, seperti pornografi atau kekerasan, dapat menyebabkan gangguan emosional, perilaku seksual yang tidak sehat, dan bahkan trauma.
  • Kurangnya Kontrol Orang Tua: Kurangnya pengawasan orang tua dapat membuat remaja lebih mudah terpapar konten negatif dan menghabiskan waktu berlebihan di internet. Hal ini dapat mengganggu kehidupan sosial, akademik, dan kesehatan mental mereka.

Tekanan Sosial dan Budaya

Tekanan sosial di dunia maya juga dapat berdampak buruk pada kesehatan mental remaja. Remaja sering merasa tertekan untuk tampil sempurna di media sosial, mengikuti tren terbaru, dan mendapatkan pengakuan dari teman-teman online. Budaya internet yang menekankan kesempurnaan dan popularitas dapat memicu rasa tidak aman, rendah diri, dan kecemasan.

  • Perbandingan Diri: Media sosial sering menampilkan gambaran ideal tentang kehidupan orang lain, yang dapat membuat remaja merasa tidak cukup baik. Perbandingan diri yang berlebihan dapat memicu rasa rendah diri dan ketidakpuasan.
  • Cyberbullying: Remaja yang menjadi korban cyberbullying dapat mengalami stres, depresi, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri. Serangan verbal dan pelecehan di dunia maya dapat meninggalkan luka emosional yang mendalam.
  • FOMO (Fear of Missing Out): Rasa takut ketinggalan informasi atau pengalaman dapat membuat remaja merasa tertekan untuk selalu terhubung ke internet. Mereka mungkin merasa perlu untuk terus-menerus memeriksa media sosial dan mengikuti tren terbaru, yang dapat mengganggu tidur, konsentrasi, dan kehidupan sosial mereka.

Faktor Genetik dan Biologis

Faktor genetik dan biologis juga dapat memengaruhi kerentanan remaja terhadap dampak negatif internet. Beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk mengalami gangguan mental, seperti depresi atau kecemasan. Kondisi biologis, seperti ketidakseimbangan kimia otak, juga dapat meningkatkan risiko dampak negatif internet.

  • Genetika: Riwayat keluarga dengan gangguan mental dapat meningkatkan risiko remaja mengalami masalah kesehatan mental yang diperparah oleh penggunaan internet yang berlebihan.
  • Ketidakseimbangan Kimia Otak: Ketidakseimbangan neurotransmitter, seperti serotonin dan dopamin, dapat memengaruhi suasana hati, motivasi, dan perilaku. Penggunaan internet yang berlebihan dapat memperburuk ketidakseimbangan ini dan memicu gejala depresi atau kecemasan.

Diagram Hubungan Faktor-Faktor, Dampak negatif internet terhadap kesehatan mental remaja

Diagram di bawah ini menunjukkan hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi dampak negatif internet dan kesehatan mental remaja:

Faktor Dampak Kesehatan Mental
Konten Negatif Stres, Kecemasan, Depresi Terganggu
Kurangnya Kontrol Orang Tua Paparan Konten Negatif, Penggunaan Berlebihan Terganggu
Tekanan Sosial Rasa Tidak Aman, Rendah Diri, Kecemasan Terganggu
Faktor Genetik Kecenderungan Gangguan Mental Rentan
Faktor Biologis Ketidakseimbangan Kimia Otak Rentan

Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi juga dapat memengaruhi akses remaja terhadap internet dan dampaknya terhadap kesehatan mental. Remaja dari keluarga kurang mampu mungkin memiliki akses internet yang terbatas atau tidak memiliki akses sama sekali. Hal ini dapat membuat mereka merasa tertinggal dan terisolasi dari teman-teman mereka yang memiliki akses internet yang lebih baik.

  • Akses Terbatas: Remaja dari keluarga kurang mampu mungkin tidak memiliki akses internet di rumah atau hanya memiliki akses terbatas. Hal ini dapat membuat mereka merasa tertinggal dari teman-teman mereka yang memiliki akses internet yang lebih baik.
  • Perasaan Terisolasi: Kurangnya akses internet dapat membuat remaja merasa terisolasi dari teman-teman mereka yang aktif di dunia maya. Mereka mungkin merasa sulit untuk mengikuti tren terbaru dan berpartisipasi dalam percakapan online, yang dapat memicu rasa tidak aman dan rendah diri.

Perilaku Berisiko di Internet

Harmful icliniq teenager addiction

Internet telah menjadi bagian integral dari kehidupan remaja modern. Namun, penggunaan internet yang tidak terkontrol dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah perilaku berisiko di internet, yang dapat memicu berbagai masalah psikologis.

Berbagai Perilaku Berisiko di Internet

Perilaku berisiko di internet mencakup berbagai aktivitas yang dapat membahayakan kesehatan mental remaja. Beberapa contohnya adalah:

  • Cyberbullying: Perilaku agresif dan intimidasi yang dilakukan secara online, seperti mengirimkan pesan kasar, menyebarkan rumor, atau memposting gambar yang memalukan.
  • Konten Seksual: Mengakses atau membagikan konten seksual yang tidak pantas, termasuk pornografi, konten eksplisit, atau aktivitas seksual daring.
  • Perjudian Online: Terlibat dalam perjudian online yang berlebihan, yang dapat menyebabkan ketergantungan dan masalah keuangan.
  • Penyalahgunaan Obat-obatan: Mengakses informasi tentang penggunaan obat-obatan terlarang atau mencari kontak untuk membeli obat-obatan secara online.
  • Ketergantungan Game Online: Terlalu banyak bermain game online, yang dapat menyebabkan gangguan tidur, masalah sosial, dan masalah kesehatan fisik.

Perilaku Berisiko yang Umum Dilakukan Remaja

Berdasarkan penelitian, beberapa perilaku berisiko di internet yang paling umum dilakukan oleh remaja adalah:

  1. Cyberbullying: Remaja sering terlibat dalam cyberbullying, baik sebagai pelaku maupun korban.
  2. Mengakses Konten Seksual: Remaja sering mengakses konten seksual online, baik melalui situs web maupun aplikasi.
  3. Ketergantungan Game Online: Banyak remaja menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain game online, yang dapat menyebabkan ketergantungan.
  4. Menggunakan Media Sosial Berlebihan: Remaja sering menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dan berbagi informasi, tetapi penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan mental.

Contoh Kasus Nyata dan Dampaknya

Contoh kasus nyata, seorang remaja bernama Sarah mengalami cyberbullying di media sosial. Ia menerima pesan kasar dan ancaman dari teman sekelasnya. Sarah merasa tertekan, cemas, dan rendah diri. Ia mulai menghindari kontak sosial dan mengalami gangguan tidur. Kasus ini menunjukkan bagaimana cyberbullying dapat berdampak negatif pada kesehatan mental remaja.

Dampak Perilaku Berisiko terhadap Isolasi Sosial dan Rasa Rendah Diri

Perilaku berisiko di internet dapat memicu isolasi sosial dan rasa rendah diri pada remaja. Misalnya, cyberbullying dapat membuat remaja merasa terisolasi dan tidak aman di dunia maya. Sementara itu, ketergantungan game online dapat menyebabkan remaja mengabaikan kehidupan sosial mereka dan kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga. Hal ini dapat menyebabkan rasa rendah diri dan ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan orang lain secara sehat.

Strategi Pencegahan

Untuk mencegah remaja melakukan perilaku berisiko di internet, beberapa strategi dapat diterapkan, antara lain:

  • Pendidikan dan Kesadaran: Memberikan edukasi kepada remaja tentang bahaya perilaku berisiko di internet, seperti cyberbullying, konten seksual, dan ketergantungan game online.
  • Komunikasi Terbuka: Menciptakan komunikasi yang terbuka dan jujur antara orang tua dan anak tentang penggunaan internet.
  • Pemantauan dan Batasan: Memantau aktivitas anak di internet dan menetapkan batasan waktu penggunaan internet.
  • Dukungan Psikologis: Memberikan dukungan psikologis kepada remaja yang mengalami masalah kesehatan mental akibat perilaku berisiko di internet.

Pencegahan dan Penanganan Dampak Negatif

Menghadapi era digital yang kian melanda, penting bagi kita untuk memahami dampak internet terhadap kesehatan mental remaja. Dampak negatif internet bisa dihindari dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat. Peran orang tua dan sekolah juga sangat penting dalam hal ini. Selain itu, penanganan yang tepat dibutuhkan untuk remaja yang sudah mengalami dampak negatif internet terhadap kesehatan mental.

Langkah-langkah Pencegahan

Pencegahan dampak negatif internet terhadap kesehatan mental remaja dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

  • Edukasi: Memberikan edukasi tentang penggunaan internet yang sehat dan bertanggung jawab kepada remaja sangat penting. Hal ini dapat dilakukan melalui seminar, workshop, atau program edukasi di sekolah. Melalui edukasi, remaja dapat memahami risiko penggunaan internet yang berlebihan, mengenali tanda-tanda gangguan kesehatan mental, dan mempelajari cara menggunakan internet secara sehat.
  • Kontrol Orang Tua: Peran orang tua dalam mengawasi penggunaan internet oleh anak sangat penting. Orang tua dapat membatasi waktu penggunaan internet, memantau aktivitas online anak, dan berkomunikasi secara terbuka tentang penggunaan internet yang sehat. Selain itu, orang tua juga dapat mencontohkan penggunaan internet yang sehat kepada anak.
  • Terapi: Bagi remaja yang sudah mengalami gangguan kesehatan mental akibat internet, terapi dapat menjadi solusi yang efektif. Terapi dapat membantu remaja mengatasi masalah emosional, perilaku, dan kognitif yang terkait dengan penggunaan internet yang berlebihan. Jenis terapi yang dapat digunakan antara lain terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi keluarga.

Peran Orang Tua dan Sekolah

Orang tua dan sekolah memiliki peran penting dalam pencegahan dampak negatif internet terhadap kesehatan mental remaja. Orang tua dapat berperan sebagai:

  • Sumber Informasi: Orang tua dapat menjadi sumber informasi tentang penggunaan internet yang sehat dan bertanggung jawab. Mereka dapat membantu remaja memahami risiko penggunaan internet yang berlebihan dan mengajarkan strategi untuk menggunakan internet secara sehat.
  • Pendukung: Orang tua dapat menjadi pendukung bagi remaja dalam menghadapi tantangan yang terkait dengan penggunaan internet. Mereka dapat mendengarkan keluhan remaja, memberikan dukungan emosional, dan membantu remaja mencari bantuan profesional jika diperlukan.
  • Contoh: Orang tua dapat menjadi contoh penggunaan internet yang sehat bagi remaja. Mereka dapat menunjukkan kepada remaja bagaimana menggunakan internet secara bertanggung jawab, membatasi waktu penggunaan internet, dan menggunakan internet untuk kegiatan yang positif.

Sementara itu, sekolah dapat berperan sebagai:

  • Lembaga Edukasi: Sekolah dapat memberikan edukasi tentang penggunaan internet yang sehat dan bertanggung jawab kepada siswa. Mereka dapat memasukkan materi tentang internet sehat dalam kurikulum, menyelenggarakan seminar dan workshop tentang internet sehat, dan menyediakan sumber daya online yang bermanfaat.
  • Fasilitator: Sekolah dapat menjadi fasilitator bagi siswa untuk mengakses layanan kesehatan mental. Mereka dapat menyediakan konseling bagi siswa yang mengalami masalah kesehatan mental, bekerja sama dengan lembaga kesehatan mental, dan memberikan informasi tentang sumber daya kesehatan mental yang tersedia.
  • Pengawas: Sekolah dapat berperan sebagai pengawas penggunaan internet di lingkungan sekolah. Mereka dapat membatasi akses ke situs web yang tidak pantas, memantau aktivitas online siswa, dan memberikan sanksi bagi siswa yang melanggar aturan penggunaan internet.

Strategi Penanganan

Bagi remaja yang sudah mengalami dampak negatif internet terhadap kesehatan mental, penanganan yang tepat sangat penting. Berikut beberapa strategi penanganan yang dapat dilakukan:

  • Terapi: Terapi perilaku kognitif (CBT) dapat membantu remaja mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang tidak sehat terkait penggunaan internet. Terapi keluarga juga dapat membantu remaja dan keluarga mereka mengatasi masalah yang terkait dengan penggunaan internet.
  • Dukungan Sosial: Dukungan sosial dari keluarga, teman, dan komunitas dapat membantu remaja mengatasi kesulitan yang mereka hadapi. Dukungan sosial dapat membantu remaja merasa lebih terhubung, mengurangi perasaan kesepian, dan meningkatkan rasa percaya diri.
  • Mengatur Penggunaan Internet: Membatasi waktu penggunaan internet, menghindari penggunaan internet sebelum tidur, dan menghindari penggunaan internet di tempat-tempat tertentu (seperti kamar tidur) dapat membantu remaja mengurangi dampak negatif internet terhadap kesehatan mental.
  • Mengganti Aktivitas Online dengan Aktivitas Offline: Mengganti waktu yang dihabiskan di internet dengan aktivitas offline yang bermanfaat, seperti olahraga, hobi, atau kegiatan sosial, dapat membantu remaja meningkatkan kesejahteraan mental.

Panduan untuk Mengatasi Dampak Negatif Internet

Berikut beberapa panduan yang dapat membantu remaja mengatasi dampak negatif internet terhadap kesehatan mental:

  • Sadari Dampak Negatif Internet: Langkah pertama adalah menyadari bahwa penggunaan internet yang berlebihan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental. Kenali tanda-tanda gangguan kesehatan mental akibat internet, seperti kesulitan tidur, perubahan suasana hati, isolasi sosial, dan penurunan prestasi.
  • Batasi Waktu Penggunaan Internet: Atur waktu penggunaan internet dan batasi waktu yang dihabiskan di depan layar. Hindari penggunaan internet sebelum tidur dan gunakan waktu luang untuk aktivitas offline yang bermanfaat.
  • Cari Dukungan Sosial: Berbicara dengan orang tua, teman, atau guru tentang masalah yang Anda alami. Dukungan sosial dapat membantu Anda merasa lebih terhubung dan mengurangi perasaan kesepian.
  • Cari Bantuan Profesional: Jika Anda mengalami kesulitan mengatasi masalah kesehatan mental akibat internet, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Terapis dapat membantu Anda mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang Anda hadapi.

Cara Berkomunikasi dengan Remaja yang Mengalami Masalah Kesehatan Mental Akibat Internet

Berkomunikasi dengan remaja yang mengalami masalah kesehatan mental akibat internet membutuhkan kesabaran, empati, dan pemahaman. Berikut beberapa tips untuk berkomunikasi dengan remaja yang mengalami masalah ini:

  • Dengarkan dengan Sabar: Dengarkan dengan penuh perhatian apa yang remaja rasakan tanpa menghakimi atau menginterupsi. Berikan waktu bagi remaja untuk mengungkapkan perasaannya.
  • Tunjukkan Empati: Tunjukkan bahwa Anda memahami perasaan remaja dan bahwa Anda peduli dengan kesejahteraannya. Hindari pernyataan yang meremehkan atau mengabaikan perasaannya.
  • Ajukan Pertanyaan Terbuka: Ajukan pertanyaan terbuka yang mendorong remaja untuk berbagi lebih banyak tentang perasaannya dan pengalamannya. Hindari pertanyaan yang mengarahkan atau membuat remaja merasa terpojok.
  • Hindari Menyalahkan: Hindari menyalahkan remaja atas masalah yang dia alami. Ingatlah bahwa remaja mungkin tidak menyadari bahwa penggunaan internetnya berlebihan atau berdampak negatif terhadap kesejahteraannya.
  • Berikan Dukungan: Berikan dukungan emosional kepada remaja dan beritahu dia bahwa Anda siap untuk membantunya. Berikan dia pilihan untuk mencari bantuan profesional jika dia membutuhkannya.

Internet, seperti pisau bermata dua, dapat menjadi alat yang bermanfaat atau berbahaya tergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Pencegahan dan penanganan yang tepat sangat penting untuk melindungi kesehatan mental remaja di era digital. Dengan meningkatkan kesadaran, membangun komunikasi yang terbuka, dan menerapkan strategi yang tepat, kita dapat meminimalkan dampak negatif internet dan menciptakan lingkungan digital yang sehat bagi remaja.

Pertanyaan dan Jawaban

Bagaimana cara mengenali tanda-tanda kecanduan internet pada remaja?

Tanda-tanda kecanduan internet pada remaja meliputi: menghabiskan waktu berjam-jam di internet, mengabaikan kewajiban, kesulitan berkonsentrasi, perubahan suasana hati, dan merasa gelisah saat tidak online.

Apa saja yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah dampak negatif internet pada remaja?

Orang tua dapat berperan aktif dengan membatasi waktu penggunaan internet, mengawasi konten yang diakses, membangun komunikasi terbuka, dan mengajarkan keterampilan digital yang sehat.

Apakah ada sumber daya yang dapat membantu remaja yang mengalami masalah kesehatan mental akibat internet?

Ya, terdapat berbagai sumber daya seperti konselor, psikolog, dan organisasi kesehatan mental yang dapat memberikan bantuan dan dukungan kepada remaja yang mengalami masalah kesehatan mental akibat internet.