Advertisement
Sebagai merek smartphone yang relatif baru, pencapaian POCO terbilang membanggakan. Sub-brand dari Xiaomi ini pertama kali hadir di Indonesia pada 27 Agustus 2018. Produk pertama yang meluncur justru tidak memakai nama POCO, melainkan Pocophone F1.
Dua tahun berlalu, dan POCO pun menjadi brand independen, serta POCO sendiri mengusung filosofi “Everything you need, nothing you don’t”, hanya menawarkan yang dibutuhkan oleh audiens yang mereka target.
positioning POCO dirancang sebagai merek yang berbeda dengan produk yang menjadi pendobrak pasar. “POCO adalah produk bagi pengguna yang anti-mainstream, tidak ikut-ikutan kata orang, dan tahu apa yang dia mau. Para POCOFans adalah mereka yang mencari smartphone berperforma ekstrim dengan harga yang ekstrim.
Karakteristik brand ini dijaga sehingga loyalitas pengguna terbangun menjadi satu komunitas solid. Lantas, apa saja kekurangan dan kelebihan POCO? apakah smartphone ini layak untuk di beli? simak kekurangan dan kelebihan nya berikut ini.
Kekurangan POCO
1. MIUI Punya Banyak Masalah
POCO masih menggunakan antarmuka sistem operasi yang sama dengan Xiaomi yaitu MIUI. Versi MIUI pada HP POCO memang sudah alami sedikit modifikasi, salah satunya melalui POCO Launcher. Namun, sisanya kurang lebih tetap sama.
MIUI adalah antarmuka yang cukup banyak dikelilingi oleh ancaman bug. Sejumlah pengguna MIUI melaporkan adanya penurunan performa saat bermain gim setelah update versi MIUI. Selain itu, ada juga yang mengeluhkan volume suara naik dan turun sendiri setelah lakukan update ke MIUI 12.5.
Solusi yang diberikan oleh Xiaomi biasanya mencakup hapus cache dan data aplikasi, atau mengirimkan unit ponsel yang bermasalah ke tempat servis resmi jika masalah tidak dapat dituntaskan.
2. Mayoritas Produknya Hasil Rebranding dari HP Lain
mayoritas HP POCO sebenarnya merupakan hasil rebranding dari Redmi K series yang diluncurkan di Cina. Redmi K memang tidak dihadirkan di Indonesia secara resmi. Namun, ponsel-ponsel mereka masuk ke Tanah Air di bawah payung nama POCO.
Beberapa contoh Redmi K series yang “diubah” menjadi POCO adalah Redmi K30 Pro yang menjadi POCO F2 Pro, Redmi K40 menjadi POCO F3, Redmi K40 Gaming menjadi POCO F3 GT, Redmi K50G menjadi POCO F3 GT, dan masih banyak lagi.
Keputusan rebranding ini sebenarnya tidak salah-salah amat. Justru malah jadi kesempatan bagi konsumen Indonesia mencicipi ponsel yang semula eksklusif hanya di Cina.
3. Build Quality yang Perlu Lebih Diperhatikan Lagi
Beberapa pengguna POCO sering mengeluhkan soal kualitas ketahanan bodi ponsel yang mereka miliki. Pasalnya, beberapa bilang bahwa HP POCO punya kecenderungan untuk mati total tanpa alasan yang jelas. Namun, beberapa pengguna juga mengaku tidak pernah mengalami isu mati total pada unit yang mereka gunakan.
Inilah yang membuat reputasi POCO sebagai “HP gacha” jadi sebuah hal yang lumrah dikumandangkan di grup komunitas fans POCO. Dalam hal build quality, pesaingnya yang bernama realme lebih mampu diandalkan karena sejumlah produknya telah lolos uji percobaan yang ketat.
Kelebihan POCO
1. Customer Service Terbaik
Pengguna ponsel POCO akan merasakan layanan servis yang begitu baik, terlebih bagi yang masih berada dalam masa garansi. Layanan Xiaomi Service Center di Indonesia sendiri sudah bertebaran di seluruh kota.
Bahkan menurut pengalaman beberapa pengguna, bukan tidak mungkin Service Center melakukan pergantian unit dengan pilihan smartphone yang lebih mahal.
Ini tentu merupakan bentuk komitmen yang sungguh solid oleh pihak Xiaomi dan POCO untuk memastikan pengguna mendapatkan layanan after sales yang baik.
2. Mengutamakan Kualitas Performa
Smartphone besutan POCO sering kali dilirik kaum muda-mudi sebagai HP gaming dengan performa dahsyat. Dibandingkan dengan hampir semua rivalnya di harga yang sama, HP POCO dapat berikan frame rate lebih tinggi dengan kualitas grafis memukau.
Contoh saja POCO X3 Pro, ponsel Rp3 jutaan yang sudah dikemas dengan chipset kelas flagship yaitu Snapdragon 860. Tidak hanya untuk memainkan gim berat Android seperti Genshin Impact atau PUBG Mobile, bahkan ia dapat memainkan emulator PS2, GameCube, dan Wii dengan begitu lancar.
Tidak jarang POCO X3 Pro direkomendasikan sebagai mesin emulator terbaik sekaligus termurah di forum-forum komunitas emulator. Hingga saat artikel ini ditulis, belum ada HP sebaik POCO X3 Pro dari segi price to performance ratio-nya.
3. Spesifikasi Tinggi dengan Harga Terjangkau
Sama seperti Xiaomi, POCO pun sering kali menjadi idaman konsumen dengan budget pas-pasan namun ingin punya HP dengan kualitas canggih. Nyaris semua smartphone yang di bawah naungan POCO memiliki spesifikasi dan fitur tinggi, seperti pemilihan chipset, layar, dan juga baterainya.
Sehingga, nama POCO sering dikaitkan dengan statement “merk perusak harga”. Karena setiap HP POCO yang dikeluarkan cenderung mengalahkan banyak pesaingnya di rentang harga yang sama. Sebut saja POCO X4 GT, smartphone di harga menengah Rp4 jutaan yang dibekali layar 144 Hz dan juga Gorilla Glass Victus.
Padahal, layar 144 Hz dan Victus umumnya hanya dimiliki oleh smartphone kelas atas yaitu flagship (Rp10 jutaan ke atas). Selain itu ada POCO X3 Pro, HP dengan harga mulai dari Rp3,5 jutaan yang sudah sanggup menjalankan Genshin Impact di pengaturan Highest 60 FPS dengan lancar.
Bagaimana, apakah kamu tertarik untuk membeli POCO?
Nah itu dia ulasan mengenai kekurangan dan kelebihan smartphone POCO. Semoga artikel ini dapat menjadi bahan pertimbangan ketika kamu hendak membeli ponsel tersebut. Semoga membantu